Sabtu, 11 Desember 2010

 part II
Hari ini,
air bertambah naik, entah sampai berapa ketinggianya dari lantai rumah, namun kami  tetap semangat walau bajir melanda  hingga ke gang-gang yang sering kami lalui namun kami tetap mengikuti pelajaran hari ini,,, sebuah suara yang kecil menyapaku dari belakang " Ayo nengk kita berangkat, jangan lupa, memakai sendal jepit saja dulu coz air begitu tinggi" "iya nengk makasi uda menunggu" jawabku.
akhirnya kusiapkan semua buku dan alat tulis, kami pun berangkat...........

wush...wush.....suara air beriringan.
berbagai macam bentuk kaki  mendorongnya kesana-kemari, warnah airitu  pun sudah tak jelas lg, semua telah bercampur dari warnah putih bening, coklat, hitam semua melebur seperti zat kimia yang telah dipadukan....baunya pun semerbak dengan perbaduan bau air yang telah menyatu........
namun kami tetap berjalan menelusuri lorong-lorong gang dengan sangat ceria......

Pukul 09.40
kami pun keluar kelas, satu persatu angkah kami mulai tertuju kembali kerumah dan akhirnya sampai juga ke lorong-lorong yang penuh dengan air. Rok panjang, celana panjang sudah mulai diangkat demi menghindari basah yang berlebihan,
Plak...suara keras dari belakang mengagetkan kami spontan kami menoleh kebelakang ya Allah ada seorang nenek tua yang jatuh tersungkur nenek tua itu menginjak batu yang licin,,,kami pun berbondong-bondong kembali kebelakang, kulihat dan ku ambil satu persatu botol yang penuh dengan jamu yang berwarnah kuning telah berubah menjadi bening, semua tertumpah dan  tak satu pun yang tersisa....dan sebagian teman lain menolong si nenek yang sedang kesakitan. "ya Allah apa gerangan yang terjadi, apa salah nenek tua ini sudah jatuh tertimpah tangga" gumanku dalam hati.
Jamu yang seharusnya dapat menghasilkan uang untuk makan kini hanay menyisahkan wadah-wadah yang butuh pengisian ulang



bersambung

Sabtu, 04 Desember 2010

Hari-hari yang menyenangkan

Part 1
Rintik-rintik air terus bercucuran, tanpa terasa kami pun harus bangun ditengah malam yang semakin sepi, waktu menunjukan pukul 00.01 barang-barang harus  dikemas dengan segera, sebab air telah merembet menyentuh gardus-gardus yang berisi buku-buku.....kusempatkan menoleh kerumah tetangga, yang nampak hanyalah halaman rumah yang sunyi senyap....salah seorang mencoba membuka pintu utama dan membangunkan teman-teman yang lain, pekikan yang kecil tapi tajam pun keluar dari mulut salah seorang kawanku "Buku-Q basah",,,,ia pun menagis terseduh,,,,apa yang bisa kami lakukan....akhirnya meskipun sudah basah gardus itu kami angkat juga....
suara dari teman lain pun juga terdengar "kalau kita punya lemari pasti tidak akan seperti ini"....
kesabaran inilah yang membuat kami betah meskipun banyak duka namun kami slalu menghadapinya bersama-sama seperti malam ini,
ditengah-tengah kesunyian ini pada saat semua orang terlelap dengan mimpi indahnya, kami serumah harus mengemasi barang, namun kami bingung selanjutnya, yang kami lakukan hanya terdiam menjadi penonton terbaik  terhadap si air yang semakin lama semakin tinggi melewati dasar-dasar lantai, lorong-lorong pipa yang tak berguna lagi................

bersambung......